Kontrol
Kinetik dan Kontrol Termodinamik
Gambar
diatas memperlihatkan profil energi-bebas untuk suatu reaksi dalam mana B lebih
stabil secara termodinamika daripada C (ΔG lebih rendah),
tapi C terbentuk lebih cepat (ΔG‡
lebih rendah). Jika tidak ada satupun reaksi yang revesibel maka C akan
terbentuk lebih banyak karena terbentuk lebih cepat. Produk tersebut dikatakan
terkontrol secara kinetik (kinetically controlled). Akan tetapi, jika
reaksi adalah reversibel maka hal tersebut tidak menjadi penting. jika proses
dihentikan sebelum kesetimbangan tercapai maka reaksi akan dikontrol oleh
kinetik karena akan lebih banyak diperoleh produk yang cepat terbentuk. Akan
tetapi jika reaksi dibiarkan sampai mendekati kesetimbangan maka produk yang
akan dominan adalah B. di bawah kondisi tersebut, C yang mula-mula terbentuk
akan kembali ke A, sementara B yang lebih stabil tidak berkurang banyak. Maka
dikatan bahwa produk terkontrol secara termodinamik (thermodynamically
controlled). Tentu saja Gambar diatas tidak menggambarkan semua reaksi
dalam mana senyawa A dapat memberikan dua produk. Di dalam banyak hal, produk
yang lebih stabil adalah juga merupakan produk lebih cepat terbentuk. Di dalam hal
yang demikian, produk kontrol kinetik adalah juga produk kontrol termodinamika.
Reaksi sederhana berikut (gambar 1) adalah koordinat
diagram yang menggambarkan dasar tentang kontrol termodinamika dan kinetika.
Pada diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa bahan awal (SM) dapat bereaksi
untuk memberikan dua produk yang berbeda yaitu P1 (garis hijau) dan P2 (garis
biru) melalui jalur yang berbeda. Reaksi 1 (hijau) menghasilkan P1, dimana
reaksi pada P1 akan bereaksi lebih cepat karena memiliki keadaan transisi lebih
stabil (TS1). Hal ini karena adanya penghalang aktivasi yang lebih rendah. Jadi
P1 adalah produk kinetik. Reaksi 2 (biru) menghasilkan P2. P2 adalah produk
yang lebih stabil karena berada pada energi yang lebih rendah dari P1. Jadi P2
adalah produk termodinamika.
Sekarang diperhatikan apabila
temperatur pada reaksi tersebut diubah sehingga energi rata–rata molekul
berubah :
1.
Pada
tempearture rendah, reaksi terjadi sepanjang jalur hijau (P1) dan akan berhenti
ketika kekurangan energi untuk membalikkan ke SM (irreversibel), sehingga rasio
produk reaksi ditentukan oleh tingkat pembentukan P1 dan P2, K1: K2.
2.
Pada
temperatur sedikit lebih tinggi akan menjadi reversibel sementara reaksi 2
tetap irreversibel. Jadi meskipun P1 dapat membentuk awalnya, dari waktu ke
waktu akan kembali ke SM dan bereaksi untuk menghasilkan produk P2 yang lebih
stabil.
3.
Pada
suhu tinggi, baik reaksi 1 dan 2 adalah reversibel dan rasio produk reaksi
ditentukan oleh konstanta kesetimbangan untuk P1 dan P2; K1 : K2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar